Reling

Reling



Sebelum “jalan”, atau menjadi kru tetap, harus menjalani serangkaian latihan atau training yang didampingi kru tetap. Orang-orang garasi menyebutnya “Reling”, padahal di surat tugas disebut “Lelring”.

Istilah “reling” dan “lelring”, tidak ada di KBBI, pun dalam istilah lain di bahasa asing belum saya temukan. Kalau ada teman-teman yang bisa menemukan arti istilah di atas, saya akan sangat senang sekali.

Ada beberapa hal yang harus dipelajari saat reling. Yang pertama harus dipelajari seorang kru ialah mengetahui posisi “halte”. Halte di sini bukan halte yang umum dalam bentuk fisik.  Misalnya halte bus kota, halte Trans Jogja atau sejenisnya.

Walaupun sering digunakan untuk menaik-turunkan penumpang, tapi di lokasi-lokasi ini tidak ada bangunan halte. Halte hanya istilah untuk menentukan check point sebagai patokan penghitungan tarif, manifes penumpang, dan coretan trayek pada karcis.

Halte bisa berupa pasar, kecamatan, atau tempat-tempat yang menjadi kantong-kantong penumpang. Misalnya, trayek Jogja-Solo. Halte atau check poin yang dilewati adalah: 1. Terminal Giwangan, 2. Blok O, 3. Janti, 4. Maguwo, 5. Kalasan, 6. Prambanan (Pasar), 7. Terminal Klaten, 8. Karangwuni, 9. Penggung, 10. 11. Delanggu, dan seterusnya sampai terminal Solo. Tempat-tempat tersebut ada dalam jalur yang dilewati bus.

Misalnya begini, penumpang naik dari Giwangan, dan akan turun di Klaten. Di klaten sendiri ada beberapa halte; terminal Klaten, sub terminal Penggung, atau Delanggu. Kru harus memastikan penumpang ini turun di “halte” Klaten yang mana. Karena itu akan berpengaruh pada tarif dan manifest penumpang.

Jika penumpang bilang turun terminal Klaten, di karcis sudah dicoret Yogya-Klaten, ternyata penumpang tersebut turun di Delanggu, maka ada kelebihan manifes penumpang dari halte Klaten terminal hingga Delanggu. Yang artinya, penumpang tersebut tidak berkarcis dari terminal Klaten hingga Delanggu, alias penumpang sarkawi. Kalau ketahuan petugas kontrol, kru akan dikenakan “klaim”/”klem”.

Untuk yang masih relingan, mungkin akan dimaklumi, tapi tidak untuk diulangi.

Tansah relingan sliramu

Wong ayu kang dadi pepujanku

Eh kelingan, ding.

You Might Also Like

0 comments