Manohara


Pagi hari ini Terminal Bungurasih tampak lengang. Tidak ramai calon penumpang, tapi masih ada.

Bus patas kami sudah masuk shelter. Di depan kami ada bus Eka yang sudah ngetem hampir 5 menit. Sedikit penumpang yang naik, 3 orang.

Ini juga menjadi kekhawatiran kami, bus kami berpotensi sepi penumpang berdasarkan bus yang parkir di depan kami. Tapi siapa tahu? Namanya peluang pasti ada.

Benar saja, detik-detik sebelum 5 menit jatah ngetem kami habis, 2 orang penumpang naik. Itupun penumpang yang turun nganjuk. Kalau tidak ada tambahan penumpang? Ya kami jadi bus showroom kursi.

Keluar terminal kami masih mencoba nyeser penumpang. Siapa tahu ada tambahan satu atau dua orang. Namanya juga keberuntungan, hasilnya nihil. Bus hanya berisi 5 orang; 3 kru, dan 2 penumpang organik.

Kami melaju santai berharap ada tambahan "poin". Sampai SPBU Ciwie tidak ada satupun penumpang baru yang naik.

Hingga melewati jembatan penghubung Sidoarjo dan Mojokerto yang terpisah oleh sungai Brantas.

Di lampu merah Mertex, yang sudah masuk Mojokerto itu pun tidak ada penumpang. Lalu kami melewati para Manohara yang berjejer sepanjang jalan.

"Wah, ning kene isine Manohara tok, wuayu-ayu, semok-semok!" Seloroh pengemudi kami.

"Gak popo pak. Daripada dadi TKW, adoh kono kene. Adoh dulure. Mending ngono wae."

"Tapi kok yo ayu-ayu kerjaane ngono ya."

"Ya suk kapan-kapan aku tak mampir, pak. Aku kok penasaran karo Manohara-manoharane. Isih enom-enom."

Kamipun melewati jejeran Manohara-manohara itu dengan hening dan harapan-harapan.

Oiya, sampai lupa. Manohara-manohara yang dimaksud adalah para gadis-gadis yang berjualan es sari tebu di sekitar perempatan Mertex, Mojokerto.

Sengaja tidak saya foto supaya kalian penasaran. Hehe.

Ayo jalan-jalan naik bus.

You Might Also Like

0 comments