Menulis


Jaman masih awal-awal kuliah, secara kebetulan menumpang dengan orang yang penghidupannya dari honor menulis di koran. Waktu itu media online belum semeriah sekarang.

Dari menumpang tempat tinggal itu, saya kecipratan ilmu soal tulis-menulis. Beliau yang orang Minang, berasal dari Solok, Sumatera Barat, mengajari saya teknik dasar menulis terutama opini dan resensi. Juga tips serta trik agar tulisan bisa dimuat di koran. Tapi saya punya ketertarikan sendiri; menulis puisi. 😂

Melihat beliau yang tulisannya hampir setiap minggu methungul di koran, saya termotivasi untuk belajar menulis. Hampir setiap malam saya belajar menulis dan saya kirim ke redaksi koran lokal dan nasional.

Lama kelamaan, saya sudah tidak mengirim tulisan lagi karena tak ada satupun yang dimuat. Motivasi saya hilang sudah. Ternyata, hal yang belum saya tahu adalah; harus sabar mengirim tulisan ke meja redaksi. Sekali lagi, sabar. Kalau perlu dua kali lagi, sabar.

Saya memang tidak sabaran pada waktu. Toh saya masih punya pendapatan dari pekerjaan sebagai operator warnet. Jadi lebih banyak menjadi pembaca ketimbang penulis.

Bulan januari 2018, kembali berada dalam lingkaran penulis. Motivasi untuk menulis kembali muncul dan muncrat-muncrat. Ya saya turuti, mumpung ada orang-orang yang bisa "dipelajari" dan dengan baik hati mengajari.

Saya menyukai bus, dan suka naik bus. Saya menulis sebuah catatan perjalanan saat menumpang bus dari Bandung ke Jogja. Bukan sembarang bus, ini bus legendaris yang dulu terkenal suka balapan. Catatan Perjalanan Naik Sugeng Rahayu Dari Bandung ke Yogyakarta, judul tulisan pertama saya yang dimuat oleh media, dan ada honornya!

Setelah sekian lama menulis dan akhirnya dimuat, ternyata bahagia sekali rasanya. Apalagi, ini tulisan yang gaya bahasanya "aku banget". Saya bisa menyampaikan gagasan dengan bahasa saya sendiri. Renyah dan gurih.

Tulisan itu menjadi titik balik saya bahwa masih ada media yang mau menerima gagasan dan tulisan yang disampaikan dengan cara sedikit slewah.

Selamat ulang tahun keempat Mojok semoga masih menerima tulisan orang-orang sakit jiwa yang gembira dan bahagia.

You Might Also Like

0 comments