Liburan dan Hiburan




Tidak seperti hari Sabtu dan Minggu seperti biasanya, pekan kemarin saya ingin sekali ke Demak ke rumah Bu Lik saya. Walaupun hari sabtu masih ada pekerjaan yang harus saya selesaikan; mengirim buku ke sebuah EO pameran. Sabtu, setelah magrib pekerjaan itu selesai.

Jam 22:00 saya sudah tiba di terminal Giwangan, memarkir motor di tempat penitipan motor langganan, setelah itu menuju shelter keberangkatan "Solo", shelter yang biasa digunakan bus-bus lokalan Solo, tapi jika jam mereka sudah habis, shelter itu diisi oleh bus-bus akap "3 Diva" Jawa Timuran.

Tiba di Tirtonadi, Solo tepat jam 00:00. Seperti biasa, saya turun di shelter keberangkatan arah timur. Menonton bus yang antri parkir di shelter untuk loading penumpang dan berharap bertemu teman saya saat masih jadi kru SR. Tapi itu tidak mungkin, karena roster 1 tidak akan ada di Solo saat dini hari begini.

Masuk terminal, melewati para calon penumpang yang menunggu bus, atau kelelahan dan tiidur di lantai terminal. Menikmati meriahnya warung-warung di terminal yang menjajakan berbagai penganan. Saya mampir ke sebuah warung membeli satu buah pisang, dan air minum kemasan dalam botol. Kemudian berjalan menyusuri koridor menuju pemberangkatan arah barat.

Sekira hampir satu jam saya menunggu di ruang tungg pemberangkatan arah barat, yang ditunggu datang juga. Jam 1 kurang beberapa menit, SR Semarang-an sudah parkir di shelter. Saya buru-buru naik, takut tidak kebagian hot seat.

Dini hari ini saya dapat kesempatan naik 7212, saya belum pernah naik nopol ini. jam 01.20 Bus sudah melaju meninggalkan terminal Tirtonadi. 20 menit yang berharga untuk para kru.

Biasanya, trayek Semarangan, pengemudinya cenderung kasar dan manuvernya juga begitu. Hal ini disebabkan efek lelah atau juga karena karakter mengemudinya yang seperti itu. Tapi yang ini beda! Indikatornya bisa dilihat saat keluar pintu terminal. Bagaimana cara menginjak gas, mengoper gigi, dan membanting stir benar-benar enak. Lepas Kartosura, masuk Boyolali bus sudah mulai agresif. Tapi tetap lembut saat manuver, dan operan gigi yang tidak "nyendal-nyendal".

Lepas Boyolali, saya sudah tidur nyenyak hingga masuk Terboyo Semarang.

Saya turun dengan setengah mengantuk, tanpa sempat berkenalan dengan sopir yang kemampuannya luar biasa itu. Saya sendiri, tidak bisa mengemudi dengan halus. Tetap ada kasarnya. Bagi saya, pengemudi yang seperti ini sangat jarang BIsa mengemudi dengan kecepatan tinggi, zig-zag, tapi tetap membuat penumapng nyaman. Jam 03:00 saya sudah tiba di Terboyo, Semarang.

Saya pindah bus jurusan Semarang-Jepara, ngetemnya luar biasa lama pada jam-jam segini. TIba di Demak hampir jam 5 pagi. Lalu dilanjut naik angkuran lagi menuju arah pesisir. Setengah 6 pagi saya tiba di rumah bu lik. Salaman, cium tangan, lalu ngrusuhi adik-adik sepupu saya yang masih tidur.

Setelah itu, saya yang mengambil posisi untuk tidur di kasur depan televisi itu. Jam 11 siang, bangun. Makan ikan kembung goreng dan sambal terasi. Kembali lagi klesotan di kasur depan tv, menonton Upin Ipin hingga menjelang sore. Kemudian mandi dan jalan-jalan ke Demak kota dengan motor pinjaman milik Kakak sepupu.

Jam 17:00 saya kembali menuju semarang agar tak ketinggalan SR Semarang-an jam 19:00 yang menuju arah Surabaya. Tiba di Solo sekitar jam 21:30, lalu dilanjut dengan SR menuju Jogja. Tengah malam saya sudah tiba di Jogja.

Liburan tidak melulu harus ke tempat wisata. Bagi saya, hal semacam ini juga liburan, sekaligus hiburan. Melakukan hal-hal absurd tapi menggembirakan dan membahagiakan. Setidaknya untuk diri sendiri dulu. Membahagiakan orang terus tanpa mempedulikan diri sendiri, selain menyedihkan, juga marai remuk, cuk!

Salam Prei Kiri!

You Might Also Like

0 comments