Mitsubishi L300 Pikap Purba Yang Belum Juga Punah.


Menyebut nama Elsa, saudara pasti terbayang penyanyi dangdut dengan body semlohay, bohay, wajah cantik aduhay, dan suaranya yang ambooy. Ya, betul, Elsa Safira! Penyanyi dangdut koplo pantura. Saudara tidak usah berpikir menjurus ke situ. Ini Elsa yang lain.

Elsa yang saya bicarakan ini, seonggok gerobak purba Jepang dengan nama asli Colt L300. Orang-orang di tempat saya menyebutnya dengan nama Elsapek. Huruf “L” dibaca “el”, dan “sapek” adalah bahasa Cina (Hokian) untuk angka 300. Entah disebut apa pikap purba ini di tempat saudara. Saya menyebutnya Elsa.

Kenapa gerobak purba? ini saudara saya beritahu.

Pada awal kelahirannya tahun 1981, L300 menggunakan mesin bensin 1400 cc lalu dalam perjalanannya ada peningkatan performa menjadi 1600 cc pada tahun 1984. Pada tahun 2000, L300 mesin bensin harus diakhiri perkembangbiakannya karena dianggap tidak populer. Lha iya, untuk urusan usung-usung, orang lebih percaya dan yakin dengan mesin diesel. Lagipula, mesin bensin pasti menggeh-menggeh untuk urusan ini, apalagi yang berat-berat, pasti kurang roso!.

Di tahun 1984, Mitsubishi memperkenalkan varian L300 dengan mesin diesel 2300cc. Lalu pada tahun 1988 mesin diesel 2300 cc digantikan dengan mesin diesel 2500cc. Mesin inilah yang digunakan dan bertahan hingga saat ini.

Sejak kelahirannya pada 1981, bentuk L300 tampak wagu dengan kabin yang kotak, lampu bulat besar melotot, dan merk “mitsubishi” besar yang terletak persis di tengah-tengah  kedua lampu utama. Lalu ada facelift yang hanya mengubah bentuk lampu bulat melotot, menjadi kotak tanpa sudut, dan perubahannya hanya itu saja.

Saat saya kelas 2 SMP tahun 2001, pertama kali saya belajar mengemudikan mobil ya si Elsa, L300 ini. Saat ditinggal pakde saya berangkat haji, di rumah tidak ada orang, cuma mbah seorang, penasaran juga sama pikap ini yang tiap hari parkir di halaman kosong depan rumah, tempat yang biasa digunakan menjemur ikan asin. Awalnya cuma memandang, lalu ngelus-ngelus, lama-lama nggak tahan, akhirnya saya naikin juga! Lha wong kuncinya di rumah, tidak ikut diajak berangkat haji.

Berbekal ilmu dan pengalaman mengendarai buraq sepeda motor kopling dan beberapa kali observasi ke pakde saya saat nyupir pikap ini, terutama cara mengoper gigi, saya punya keyakinan pasti bisa. Tinggal mengumpulkan keberanian saja, dan tentu saja kesempatan.

Kesempatan itu datang. Kunci saya ambil, masuk ruang kemudi, masukkan anak kunci ke lubang kunci, melakukan simulasi mengoper gigi; menginjak kopling, masukkan gigi, injak kopling lagi, oper gigi. Simulasi selesai, keringat dingin menderai bray,.. deg-degan, apalagi ini pengalaman pertama! Saya putar kunci yang sudah temancep itu, greng! Mesin hidup, jantung berdetak semakin kencang, keringat dingin semakin bercucuran.

Injak kopling, coba masuk ke gigi mundur, lepas kopling pelan-pelan ternyata salah masuk gigi! Masuk gigi empat! Elsa bergerak ke depan, bemper depan menabrak pagar bambu depan rumah. Bruk!. Ah, mboh, pikir keri! Masih belum nyerah dan semakin penasaran, coba lagi meraba-raba mencari gigi mundur.

Percobaan kedua, dengan mantap masuk ke gigi mundur, tekan tuas ke bawah mentok, lalu tarik mundur, jleb! Lepas kopling pelan-pelan, akhirnya mundur juga. Manuver, naikkan tuas persneling mentok ke atas, dorong maju, masuk gigi satu lalu saya bawa muter-muter ke tanah lapang sekitar TPI, tempat pelelangan ikan lho ya...bukan stasiun tv.

Dari percobaan itu saya sudah bisa ngoper gigi dari satu ke dua dalam kondisi mobil berjalan merupakan pencapaian luar biasa. Meskipun setirnya masih oleng saat oper gigi.

Pada jaman itu, pikap ini masih belum power steering. Setir mobil ini berat, tapi ringan saat pikap sudah bergerak. Interior “seadanya” karena lebih mengutamakan kelegaan kabin, dan posisi tuas transmisi atau persneling yang saya tidak suka, jelek! Posisinya berada di dekat batang kemudi, oper gigi dengan cara maju-mundur dan naik-turun. Wagu dan tidak enak.

Tahun 2007 Elsa mengalami facelift. Kali ini facelift-nya hanya berubah sedikit dari bentuk sebelumnya. Perubahan hanya pada bentuk grill depan, tulisan “mitsubishi” besarnya hilang, diganti lambang tiga berlian, dan ada stiker “power steering”. Interiornya? masih sama persis pas saya dolanan mobil ini waktu kelas 2 SMP. Serasa saya kembali ke jaman SMP, dengan mobil yang sama, cuma saya yang jadi bertambah tua, dan mobilnya tidak. Hanya menambah teknologi power steering saja. Dasar pikap purba sialan!

Soal tenaga, Elsa a.k.a elsapek ini adalah T-Rex di zaman now. Saudara harap maklum, ini pikap purba, bertenaga luar biasa yang terisi di putaran bawah hingga putaran atas. Benar-benar enak dengan torsi 13.6 Kg-m diperoleh pada putaran 2500 rpm.

Walau pikap purba, pengereman sudah cukup baik dengan penggunaan cakram pada rem depan. Untuk suspensi, sodara harap maklum. Karena ini mobil niaga alias mobil mbut gawe, jelas tidak nyaman alias gemlodak kalau kosongan. Tapi setidaknya masih bisa mentul-mentul kalau diisi muatan.

Selain jago di tanjakan, jago di jalan datar, pikap purba ini juga jago ngebut. Saya pernah njajal dari Demak ke Kudus bisa lari 100km per jam dan itu masih belum habis napasnya. Tapi karena jalannya banyak jeglongan hadiah musim hujan, saya tidak berani ngabisin napasnya. Saya malah takut kalau napas saya yang habis karena celaka. Bisa saja roda belakang kehilangan traksi saat melakukan pengeraman. Elsa kosong tanpa muatan apabila bermanuver mendadak bisa menyebabkan dia dan saya munting-munting di tengah jalan. Bahaya untuk kelangsungan hidup kami, hidup saya saja maksudnya. Elsa bisa dicarikan ganti Elsa yang lain.

Banyak pengusaha, petani, nelayan, atau siapapun itu memakai pikap purba ini untuk usung-usung. Termasuk bulek saya yang pakai pikap purba ini untuk ngusungi teri dari TPI ke lokasi pengolahan. Sudah pasti muatannya overload. Sampai sekarang belum ada keluhan dari mobil purba ini. Kaki-kaki dan sasis masih sehat wal afiat belum pernah keseleo dan encok. Konsumsi solar yang irit, dan tak pilih-pilih rasa solar, bisa diajak susah. Maksudnya solar keruh pun tidak masalah untuk mobil ini, tetap bisa ngebul.

Dengan kelebihan jago di tanjakan, tenaga yang selalu terisi di putaran bawah hingga putaran tinggi, bisa diajak lari kencang juga, sasis yang kuat walau sering overload muatan, elsapek adalah legenda mobil niaga pikap di Indonesia.

Sejak dilahirkan sampai sekarang muka depan hanya sedikit mengalami perubahan, tetap ngothak seperti lebam dan begitu-begitu saja. Cenderung jelek bahkan jelek banget. Coba saja tatap dia lama-lama, kzl juga!

Mesin diesel yang tidak ada perubahan sejak 1988, Interior masih sama persis sejak pertama lahir tanpa perubahan dengan bentuk setir purba. Setidaknya setirnya masih berbentuk lingkaran, ditambah tuas persneling yang posisinya ngeselin.

Dengan perubahan yang begitu lambat pada pikap ini, dengan segala hormat saya memberi gelar pada pikap ini sebagai pikap purba sepanjang masa dengan segala ke-jadul-annya. Tapi setidaknya termaafkan dengan kelebihannya yang awet, kuat, bertenaga, jarang jajan onderdil, dan doyan solar keruh.

Akhirul kalam, kalau Colt T120 akan tamat sehari setelah kiamat, pikap purba ini akan tamat sebulan setelah kiamat.



You Might Also Like

0 comments